Kecelakaan di lingkungan kerja, terutama pabrik industri, merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Karena itulah penerapan budaya safety harus menjadi prioritas perusahaan.
Budaya safety adalah konsep yang mengacu pada sikap, norma, dan perilaku kolektif dalam lingkungan kerja dengan tujuan menjaga keselamatan semua individu yang terlibat.
Konsep ini berupaya menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian, langkah-langkah serta tantangan dalam menciptakan budaya safety, artikel kali ini akan mengulasnya secara lengkap.
Apa itu Budaya Safety?
narasi.tv
Budaya safety artinya apa sih? Maknanya adalah kebiasaan yang dibangun untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi kesehatan fisik, mental dan emosional pekerja.
Ketika pekerja tahu bahwa keselamatannya diprioritaskan oleh perusahaan, mereka cenderung merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam melaksanakan tugas setiap hari.
Hasilnya tentu saja berupa peningkatan produktivitas, kualitas kerja, dan kepuasan kerja secara keseluruhan.
Walau peran utama ada pada perusahaan, membangun budaya safety di tempat kerja merupakan upaya yang memerlukan keterlibatan dari semua pihak terkait.
Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja, serta sikap yang positif, kooperatif dan akomodatif akan memberikan dampak signifikan dalam mengurangi angka kecelakaan di lingkungan kerja.
Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
saranak3.co.id
Menerapkan budaya keselamatan di lingkungan kerja memiliki manfaat yang sangat penting bagi semua pihak. Manfaat yang dapat dirasakan antara lain adalah:
Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja
Manfaat pertama dan utama dari penerapan budaya safety adalah mengurangi risiko kecelakaan dan cedera bagi para pekerja.
Budaya safety dapat membantu pekerja menjalankan tugas mereka dengan lebih aman dan terjaga dari hal-hal buruk yang dapat mengganggu produktivitas kerja.
Mengurangi Biaya Tanggungan Kesehatan
Menerapkan budaya keselamatan di lingkungan kerja juga dapat membantu perusahaan mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan.
Kecelakaan bisa menimbulkan biaya sangat besar bagi perusahaan, seperti biaya perawatan medis, kompensasi bagi pekerja yang terluka, termasuk kerusakan alat kerja dan potensi kerugian produksi.
Dengan mengurangi risiko kecelakaan melalui penerapan budaya keselamatan yang kuat, perusahaan dapat menghemat biaya dan mengalokasikan sumber daya ke area lain yang lebih produktif.
Menciptakan Lingkungan Kerja Positif
Selain manfaat langsung bagi pekerja dan perusahaan, budaya safety yang kuat juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Ketika pekerja merasa bahwa keselamatan mereka diprioritaskan, maka rasa kepercayaan dan loyalitas terhadap perusahaan akan tumbuh menggantikan rasa curiga dan kekecewaan.
Meningkatkan Citra Perusahaan
Budaya safety yang kuat juga akan meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan, masyarakat dan pemerintah.
Perusahaan yang dikenal karena menerapkan standar keselamatan yang tinggi cenderung lebih dipercaya dan dihormati oleh pelanggan dan masyarakat.
Di sisi lain, penerapan budaya safety akan secara otomatis memudahkan perusahaan untuk memenuhi syarat standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan pemerintah.
Secara keseluruhan, manfaat budaya keselamatan kerja sangatlah besar dan krusial untuk diterapkan di semua jenis industri di Indonesia.
Tantangan dalam Menciptakan Budaya Safety
greatnusa.com
Walau manfaat dan pentingnya budaya safety telah diakui secara luas, pelaksanaannya tetap tidak terlepas dari berbagai tantangan maupun hambatan.
Di lingkungan kerja industri, terdapat beberapa hal yang sering menjadi penghalang dalam menciptakan budaya safety yang kokoh.
Mengubah Kebiasaan Lama
Mengubah kebiasaan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun menjadi budaya safety, merupakan salah satu tantangan berat untuk dihadapi.
Terlebih jika budaya safety justru dianggap sebagai kerumitan dan memperlambat proses kerja, para pekerja akan cenderung memilih tidak melakukannya.
Mengubah kebiasaan lama membutuhkan waktu, kesabaran, dan konsistensi yang besar, serta harus dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif dan terencana.
Ketidakpedulian dan Resistensi
Ketika kebiasaan dan budaya lama di lingkungan kerja sudah dianggap baik-baik saja, maka para pekerja akan cenderung tidak peduli bahkan resisten dengan penerapan kebiasaan baru.
Ketidakpedulian dan resistensi tersebut disebabkan mereka tidak menyadari urgensi keselamatan, dan bahwa kebiasaan lama sangat rentan menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketidaktahuan tersebut sebaiknya disikapi dengan memperkuat pendidikan, pelatihan, dan komunikasi yang terfokus untuk meningkatkan kesadaran para pekerja.
Jika mereka menyadari besarnya risiko yang dihadapi dan bagaimana pentingnya keselamatan di tempat kerja, maka penerapan budaya safety akan lebih mudah diLangkah-Langkah Membangun Budaya Safety
ri.com
Demi menghadapi tantangan-tantangan dalam menciptakan budaya safety, perusahaan perlu melakukan langkah-langkah solusi yang berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun budaya safety:
- Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas. Lakukan diskusi dengan seluruh departemen atau bagian perusahaan, bagikan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam menjaga keselamatan kerja. Kejelasan ini akan mempermudah langkah perbaikan jika budaya safety tidak berjalan seperti yang direncanakan.
- Komunikasikan Visi Misi Perusahaan. Visi dan misi perusahaan yang mencakup keselamatan dan kesehatan kerja, harus bisa terinternalisasi kepada setiap individu yang terlibat. Metode komunikasi bisa dilakukan secara langsung dalam rapat dan pertemuan, atau secara tidak langsung melalui media seperti poster berisi quote terkait visi misi perusahaan.
- Sediakan Sarana Pelaporan. Dorong setiap individu untuk segera melaporkan apabila terjadi kecelakaan atau hampir kecelakaan di tempat kerja. Sediakan juga sarana pelaporan yang paling mudah untuk diakses oleh semua orang. Yang paling penting, pastikan seluruh laporan mendapat tanggapan dan tindak lanjut dari perusahaan, agar terbangun kepercayaan terhadap penerapan budaya safety yang sedang diciptakan.
Sumber:
- Kuswana, W. S. 2014. Ergonomi dan K3 Kesehatan Keselamatan Kerja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- – Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- – Drs.C.s.t. Kansil,S.H.1986, Pokok-pokok Hukum Perindustrian di Indonesia,inhill co, Jakarta.
- – Suma’mur. (2009). Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakata: Gunung Agung.
- – Hartatik, Indah P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta: Laksana.