Strategi Manajemen Inovatif untuk Meningkatkan Daya Saing Perusahaan

Quality
Contoh Gambar Manajemen Inovatif

Persaingan bisnis dan usaha yang semakin ketat, menuntut manajemen perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif agar dapat memenangkan persaingan.

Manajemen bisnis yang inovatif tentu akan meningkatkan daya saing sekaligus value perusahaan di mata konsumen dan pelanggan.

Terlebih jika inovasi yang dikembangkan perusahaan, selalu bisa lebih maju dibandingkan para kompetitor, maka peluang memperluas pasar dan meningkatkan profit juga jadi semakin besar.

Lalu bagaimana cara untuk menerapkan strategi manajemen inovatif? Dapatkah SDM perusahaan mengambil peran dalam melahirkan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan?

Ulasan kali ini akan membahas tentang konsep manajemen inovatif, ciri-cirinya, faktor pendukung, serta tantangan dan hambatannya. Yuk, disimak sampai akhir!

Konsep dan Ciri-ciri Strategi Manajemen Inovatif

Contoh Gambar Strategy Management Inovatif

kompas.com

Konsep utama dari strategi manajemen inovatif adalah mendorong perusahaan untuk bisa mengelola inovasi secara sistematis dan berkelanjutan, sebagai perwujudan budaya perusahaan.

Inovasi yang dimaksud tentu saja tidak terbatas pada pengembangan produk, tetapi juga terkait dengan manajemen proses produksi, manajemen SDM, model bisnis, dan lain-lain.

Dengan menerapkan strategi manajemen inovatif, perusahaan diharapkan dapat mengembangkan inovasi di seluruh sektor bisnis, tidak sporadis atau hanya pada sektor tertentu saja.

Ciri-ciri Strategi Manajemen Inovatif

Agar bisa menerapkan strategi manajemen inovatif di perusahaan, Anda harus mengenal ciri-cirinya terlebih dahulu.

  1. Visi dan Misi yang Inovatif. Visi dan misi perusahaan haruslah menitikberatkan mengenai pentingnya inovasi di segala aspek.
  2. Dukungan Pemimpin Perusahaan. Penerapan konsep inovatif yang tidak didukung oleh pemimpin perusahaan, hanyalah akan menjadi jargon dan slogan semata.
  3. Menumbuhkan Budaya Kreatif. Inovasi berhubungan erat dengan kreativitas, jadi budaya inovatif akan tumbuh dari kebebasan berkreasi setiap elemen perusahaan.
  4. Struktur Organisasi yang Fleksibel. Penerapan manajemen inovatif membutuhkan struktur organisasi yang fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan perubahan akibat inovasi.
  5. Kolaborasi dan Jaringan. Lemahnya kolaborasi dan jaringan dalam perusahaan dapat menyebabkan inovasi terhambat untuk berkembang, atau hanya terjadi di sektor tertentu saja.
  6. Pengelolaan Risiko yang Efektif. Inovasi selalu membawa risiko, karena itu perusahaan harus mampu mengelola risiko tersebut dengan baik, termasuk mengembangkan sistem pembelajaran yang berkelanjutan.

Dimensi-dimensi Utama Strategi Manajemen Inovatif

Contoh Foto Dimensi-dimensi Utama Strategi Manajemen Inovatif

harmony.co.id

Strategi manajemen inovatif melibatkan berbagai dimensi yang saling terkait untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung inovasi.

Berikut adalah dimensi-dimensi utama dari strategi manajemen inovatif:

  1. Dimensi Manajerial, meliputi visi-misi perusahaan, serta tingkatan manajerial yang berkomitmen penuh terhadap budaya inovasi.
  2. Dimensi Struktural, meliputi struktur organisasi dan tim/divisi yang saling terkait dan berkolaborasi mengembangkan berbagai inovasi.
  3. Dimensi Kultural, meliputi budaya, kebiasaan, norma dan SOP dalam perusahaan.
  4. Dimensi Fungsional, meliputi proses kerja, kolaborasi internal dan jaringan perusahaan, pengelolaan risiko terhadap inovasi, serta evaluasi dan pembelajaran dari hasil evaluasi.

Faktor Pendukung Implementasi Strategi Manajemen Inovatif

Untuk bisa diterapkan, strategi manajemen inovatif membutuhkan faktor-faktor pendukung sebagai berikut:

  • Investasi dalam Riset dan Pengembangan (RisBang). Inovasi tidak akan berjalan baik tanpa didukung oleh dana atau investasi, karena setiap inovasi berisiko gagal sehingga memungkinkan perusahaan justru mengalami kerugian.
  • Infrastruktur Teknologi. Memiliki infrastruktur teknologi yang up-to-date dan memadai untuk mendukung proyek inovatif, adalah faktor pendukung yang penting.
  • Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan. Pelatihan dan pengembangan karyawan yang berkelanjutan, diperlukan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam berinovasi.
  • Sistem Insentif dan Penghargaan. Penerapan sistem insentif yang menghargai kontribusi karyawan terhadap proyek-proyek inovatif, baik melalui bonus, penghargaan, atau pengakuan publik, dapat mendukung implementasi manajemen inovatif.
  • Kemitraan Strategis. Perusahaan harus menjalin kemitraan dengan perusahaan lain, institusi akademis, dan lembaga penelitian, agar selalu up-to-date terhadap inovasi terkini.
  • Kolaborasi Internal dan Eksternal. Peran kolaborasi antar departemen dalam perusahaan dan dengan pihak eksternal, juga merupakan faktor pendukung yang penting.
  • Respons Terhadap Perubahan Pasar. Kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan tren pasar, memungkinkan perusahaan tetap relevan dan kompetitif dalam persaingan.
  • Kebijakan Internal yang Mendukung Inovasi. Secara internal, perusahaan harus memiliki kebijakan yang mendukung tindak pengambilan risiko dan eksperimen.
  • Regulasi Eksternal yang Mendukung. Selain kebijakan internal, regulasi dan kebijakan pemerintah juga sangat berperan penting dalam mendorong inovasi, contohnya pemberian insentif pajak untuk proyek riset dan pengembangan yang dilakukan perusahaan.

Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Strategi Manajemen Inovatif

Contoh Gambar Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Strategi Manajemen Inovatif

but.co.id

Pengimplementasian strategi manajemen inovatif dalam perusahaan tentu saja tidak lepas dari berbagai tantangan dan hambatan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Resisten Terhadap Perubahan. Banyak perusahaan memiliki budaya yang tidak mendukung perubahan dan inovasi. Baik pihak pimpinan maupun karyawan enggan untuk meninggalkan cara kerja lama dan mencoba pendekatan baru. Biasanya hal itu terjadi karena rasa takut gagal dan ketidakmampuan menerima risiko yang diakibatkan penerapan inovasi.
  • Manajemen Perusahaan Tidak Mendukung. Tak jarang juga terjadi saat pihak karyawan semangat berinovasi, namun pihak manajemen puncak tidak memberikan dukungan, bahkan tidak menganggap inovasi sebagai prioritas.
  • Anggaran yang Kurang. Proyek-proyek inovatif sering kali memerlukan anggaran dana yang signifikan untuk penelitian, pengembangan, dan teknologi. Keterbatasan anggaran dapat menjadi hambatan besar penerapan manajemen inovatif.
  • Penerapan Hierarki yang Kaku. Ketika struktur organisasi yang hierarkis diterapkan secara kaku, maka hal itu dapat menghambat aliran informasi kolaborasi lintas divisi.
  • Proses Birokrasi yang Rumit. Prosedur birokrasi pemerintah yang berlebihan, misal dalam hal perizinan dan sejenisnya, juga bisa memperlambat proses pengambilan keputusan perusahaan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.

Perusahaan yang mampu menghadapi tantangan dan hambatan di atas, berpeluang lebih besar untuk sukses dalam menerapkan strategi manajemen inovatif.

Sumber:

– Christensen, C. M. (1997). The Innovator’s Dilemma: When New Technologies Cause Great Firms to Fail. Harvard Business Review Press.

– Drucker, P. F. (1985). Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles. Harper & Row.

– Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford University Press.

– Schilling, M. A. (2013). Strategic Management of Technological Innovation. McGraw-Hill Education.

Tag Post :
Manajemen bisnis,Manajemen sdm,perusahaan
Share This :

Dont Hesitate To Contact Us

Got a question or ready to take the next step? Our team is here to assist you every step of the way. Whether you’re looking to start a new project, need more information, or just want to say hello, we’d love to hear from you!