Strategi Praktis untuk Menangani Konflik Moral di Perusahaan

Urusan moral adalah hal pribadi dari setiap orang, namun jika sudah terjadi konflik moral di perusahaan, maka hal tersebut tidak hanya merugikan pribadi, tapi juga bisnis secara keseluruhan.

Karena itulah, mengelola konflik moral di lingkungan kerja merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kenyamanan para karyawan dan keberlangsungan bisnis.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang dimaksud konflik moral beserta jenis-jenis, dampak, serta cara penanganannya, artikel kali ini akan membahasnya secara lengkap.

Jenis-jenis Konflik Moral

gajigesa.com

Konflik adalah kondisi di mana terdapat perbedaan berujung ketegangan antara dua atau lebih pihak yang kepentingannya saling bertentangan.

Sedangkan konflik moral di lingkungan kerja dapat terjadi ketika nilai-nilai pribadi seseorang bertentangan dengan kebijakan atau tindakan perusahaan.

Jenis-jenis konflik moral yang umum terjadi di lingkungan perusahaan, dapat dibagi menjadi seperti di bawah ini:

Diskriminasi

Salah satu jenis konflik moral yang umum terjadi di perusahaan, adalah diskriminasi. Konflik ini terjadi saat karyawan diperlakukan tidak adil berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual.

Sebagai contoh, ketika seorang karyawan tidak mendapatkan promosi yang seharusnya karena dia seorang perempuan, maka hal ini dapat dianggap sebagai tindakan diskriminatif.

Pelecehan

Selain rentan alami diskriminasi, kaum perempuan juga rentan terhadap pelecehan seksual di tempat kerja. Walau begitu, jenis konflik moral ini juga dapat menimpa kaum laki-laki.

Pelecehan seksual yang dialami bisa berupa komentar yang tidak pantas, sentuhan pada area yang sensitif, atau perilaku seksual lain yang membuat karyawan merasa tidak nyaman.

Ketidakjujuran

Jenis konflik moral berikutnya yang umum terjadi di tempat kerja, adalah ketidakjujuran. Karyawan bisa diminta untuk berbohong atau melakukan penipuan demi kepentingan perusahaan.

Jika seorang karyawan diminta untuk menyajikan laporan palsu kepada pihak regulator, atau menyembunyikan pelanggaran perusahaan, maka hal tersebut bisa menimbulkan konflik moral.

Keamanan

Masalah keamanan di lingkungan kerja juga merupakan hal sensitif yang bisa menimbulkan konflik moral pada karyawan.

Rasa tidak aman tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak kondusif atau bisa juga disebabkan oleh ancaman fisik, bahkan kekerasan.

Masalah diskriminasi, pelecehan dan ketidakjujuran, ditambah tertutupnya pintu kritik, saran atau pengaduan dari perusahaan, akan melahirkan konflik moral yang sangat besar.

Dampak Konflik Moral pada Karyawan dan Perusahaan

blog.myhr.works

Konflik moral yang tidak berhasil ditangani dengan baik, bisa berdampak buruk terhadap kinerja karyawan dan performa perusahaan.

Beberapa dampak negatif yang bisa terjadi yaitu:

  • Sulitnya terjalin kerja sama dan kekompakan antara karyawan dan manajemen, konflik moral dapat menyebabkan karyawan menjaga jarak dengan manajemen perusahaan.
  • Karyawan bekerja dalam kecemasan, tidak merasa bahagia, sehingga berakibat pada rendahnya kualitas kerja yang dihasilkan.
  • Jika konflik moral yang terjadi merupakan bentuk pelanggaran terhadap kode etik dan value perusahaan, maka hal tersebut dapat membuat citra perusahaan menjadi buruk di mata konsumen, pelanggan dan masyarakat.

Strategi Praktis untuk Menangani Konflik Moral

harvard.edu

Untuk mengatasi konflik moral secara efektif, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi jenis dan penyebab konflik dengan jelas.

Perusahaan wajib memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang menyebabkan ketegangan antara nilai-nilai individu karyawan dan kebijakan perusahaan.

Setelah jenis dan penyebab konflik teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengadakan dialog antara pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari solusi bersama secara terbuka.

Jika konflik terjadi antara karyawan dengan atasan, perlu ada pihak penengah dari perusahaan yang dapat bersikap netral dan membantu menyelesaikan masalah secara tuntas.

Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam menyelesaikan konflik moral. Solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat dapat menjaga keharmonisan dalam perusahaan.

Solusi adil haruslah tetap mematuhi kebijakan perusahaan dan prinsip-prinsip etika yang disepakati bersama.

Jadi dalam menemukan solusi untuk konflik moral, tidak menutup kemungkinan adanya sanksi dan tindakan tegas terhadap pihak yang menjadi penyebab konflik, termasuk pemutusan hubungan kerja.

Terakhir, perusahaan harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif, di mana karyawan merasa nyaman untuk membahas konflik moral tanpa takut akan mendapat reaksi negatif.

Penting untuk diingat, bahwa tidak ada solusi yang mudah untuk semua konflik moral. Setiap situasi bisa berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda pula.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, peluang untuk menemukan solusi yang adil dan tepat bagi semua pihak yang terlibat dapat ditingkatkan.

Tips untuk Mencegah Konflik Moral

knowledgecity.com

Dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menerapkan value perusahaan secara konsisten, maka konflik moral di tempat kerja dapat dicegah atau dikurangi.

Beberapa tips berikut dapat diterapkan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan:

  • Ciptakan budaya kerja yang terbuka, transparan, dan mendukung di mana karyawan merasa didengar dan dihargai
  • Lakukan analisa risiko untuk menemukan potensi-potensi yang dapat menimbulkan konflik moral di tempat kerja
  • Berikan pelatihan tentang pentingnya penerapan etika dan value perusahaan, serta ancaman dan sanksi bagi siapa yang melanggarnya
  • Buat aturan dan panduan yang disepakati bersama dengan seluruh karyawan, dan harus mengikuti kebijakan pemerintah yang berlaku
  • Manajemen, direksi, atau pemilik perusahaan harus memiliki kepekaan terhadap tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya konflik moral dalam perusahaan

Sumber:

  • Baiman, Stanley, 1990, Agency Reasearch Managerial Accounting: A Second Look, Accounting, Organizations and Society, Vol. 15, NO. 4, pp. 341-371, 1990.
  • Bowen, S. A. ,2002, Elite executives in issues management: The role of ethical paradigms in decision making. Journal of Public Affairs (Wiley), 2(4), 270.
  • Anonim, 2009, Corporate Value Elnusa, www.elnusa.co.id
  • Mulawarman, Aji Dedi, 2008, ESQ Berbasis Spiritual Company: Untuk Kepentingan Siapa, blogspot, 30 Agustus
  • Tim Lowder, New Dimensions of Corporate Culture: A Construct for Stakeholder Ethics in a Spiritual Workplace , Capella University

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar anda diproses.

id_IDID